Seorang wanita muslimah tidak mungkin digelari sebagai wanita shalihah manakala ia tidak ikhlas berbakti kepada suami, selain tentunya beribadah kepada Allah. Hanya istri-istri yang taat kepada Allah dan berbakti kepada suami secara tulus dan ikhlas yang pantas memasuki surga-Nya dan memperoleh predikat wanita shalihah. Sebagaimana Firman Allah swt :
“... Maka istri-istri shalihah adalah istri-istri yang taat (kepada Allah dan setia berbakti) kepada suami ....
“(Surat An-Nisa : 34)
Seseorang bertanya kepada Nabi saw.,”Ya Rasulullah, wanita manakah yang lebih baik?”Rasulullah bersabda:
“Wanita yang menyenangkan suaminya sewaktu suaminya memandangnya, juga taat kepadanya ketika suaminya menyuruhnya, dan tidak menentangnya baik terhadap diri maupun harta suaminya dengan hal-hal yang tidak disukai suaminya”
(HR.Ash-Habus Sunan)
Oleh karena itu, maka menjadi suatu ketetapan yang harus dimiliki oleh setiap wanita muslimah yang pantas memasuki surga Allah ialah sikap tulus ikhlas berbakti kepa da suami. Sebagai bukti ketulusannya dalam berbakti kepada suami, seorang wanita yang pantas dirindukan surga haruslah wanita yang menaati setiap perintah suami, menjauhi setiap larangannya, selama perintah suami tidak melanggar hukum agama, maka istri wajib mematuhinya. Akan tetapi ,jika perintah suami itu menerjang batas haram, maka si istri haruslah menolak mentah-mentah.
Setiap orang yang memerintahkan sesuatu kepada orang lain pasti ia menghendaki agar perintahnya itu ditaati dan dilaksanakan dengan baik. Demikian halnya dengan seorang suami Tatkala ia memerintahkan sesuatu kepada istrinya, pasti ia berharap agar perintahnya itu ditaati dan dilaksanakan dengan sebaik mungkin oleh istrinya.
Betapa kesalnya seorang suami manakala perintahnya tidak ditaati oleh istrinya. Jangankan tidak ditaati perintahnya dilaksanakan tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki atau dikerjakan tetapi tidak beres mengerjakannyapun tak urung akan menimbulkan kekesalan tersendiri bagi sang suami. Apalagi jika perintahnya tak diindahkan diremehkan atau bahkan dibantah. Maka hanya istri-istri tidak berbudi sajalah yang enggan menta’ati perintah suaminya!
Kalaupun ada seorang istri yang memiliki prestasi duniawi yang cukup tinggi maka sama sekali tak dibenarkan prestasinya ini dijadikan saran untuk menentang suami merendahkan martabat suamimelecehkan atau melanggar perintah suami selama perintahnya itu tidak bertentangan dengan ketentuan agama.
Ketaatan dan kebaktian terhadap perintah suami adalah ketaatan mutlak yang harus dimiliki oleh setiap pribadi wanita yang merindukan surga tanpa kecuali selama perintah itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Kemudian hendaklah para wanita muslimah mengingat akan besarnya hak suami atas dirinya, sampai-sampai seandainya dibolehkan sujud kepada selain Allah maka istri diperintahkan untuk sujud kepada suaminya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
”Seandainya aku diperbolehkan memerintahkan seseorang agar bersujud kepada orang lain pasti kuperintahkan kepada istri agar bersujud kepada suaminya karena besarnya hak suami yang dianegerahkan Allah atas mereka.”
(HR.At-Tirmidzi).
Hadits tersebut mengingatkan kita agar para wanita muslimah selalu taat dan ikhlas dalam menjalankan segala perintah suami. Ia pantang ditawar-tawar lagi! Sampai-sampai baginda Rasul mengandaikan agar bersujud kepada suami. Padahal sujud hanyalah perbuatan yang diperuntukkan bagi Allah swt, selain kepada-Nya adalah perbuatan musyrik dan kufur. Hal ini menggambarkan betapa mutlaknya keharusan seorang wanita muslimah mentaati segala perintah suami, selama perintah itu tidak menyimpang dari garis ketentuan agama. Jika menyimpang dari ajaran Agama, memang hal itu wajib ditolak. Karena ini jelas-jelas menjadi keharusan bagi setiap mukmin, Sebagai mana sabda Rasulullah SAW :
“Tidaklah ketaatan seseorang terhadap perbuatan maksiat kepada Allah! Keta’atan hanya ada dalam kebajikan semata.”
(HR.Al-Bukhari,Muslim,Abu Dawud,An-Nasai)
Namun demikian kalaupun harus menolak perintah suami yang isinya bertentangan dengan agama, sebaiknya penolakan itu dilakukannya secara arif dan bijaksana. Sedapat mungkin suami tidak kecewa atas penolakannya atau bahkan menyadari bahwa perbuatannya itu melanggar tuntunan agama.Seorang wanita yang baik dan ingin menjadi penghuni surga-Nya, ia senantiasa akan berusaha untuk melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Walaupun terkadang timbul perasaan malas atau berat untuk melaksanakan sesuatu yang menjadi kewajibannya, tetapi hendaknya diingat bahwa keridhaan suami lebih diutamakan diatas perasaannya.Lihatlah apa yang dikatakan Rasulullah ketika Aisyah ra. bertanya :
“Siapa diantara manusia yang paling besar haknya atas (seorang) istri?” Beliau menjawab,“Suaminya..“
(HR. Hakim dan Al -Bazzar)
Dengan taat kepada suami dan tentunya dengan menjalankan kewajiban agama lainnya, dapat mengantarkan seorang wanita kepada surga-Nya.
Terlalu banyak peluang bagi seorang wanita untuk beribadah kepada Allah dalam rumah tangganya dan terlalu mudah dalam memperoleh pahala dalam kehidupan suami istri. Namun sebaliknya, terlalu mudah pula seorang wanita terjerumus kepada dosa besar kalau melanggar ketentuan yang telah digariskan Allah.Yang perlu diingat oleh seorang wanita yang senantiasa merindukan surga-Nya ialah agar berupaya mengikhlaskan niat hanya untuk Allah dalam melaksanakan kewajibannya sepanjang waktu.
Judul: ISTRI SHALIHAH KEKAYAAN YANG PALING BERHARGA DI DUNIA
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 07.23
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 07.23
0 comments:
Posting Komentar