Rabu, 14 April 2010

ENAKNYA JADI SEORANG WANITA


Kita berbicara tentang jenis kelamin sebagai bagian dari pilihan yang tidak bisa diganggu gugat karena sebagian dari kita memiliki kecenderungan untuk menganak emaskan anak laki-laki daripada anak wanita sehingga anak wanita sampai dewasa mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya. Perlakuan yang berbeda dalam keluarga menjadi akumulasi yang besar dalam masyarakat yang memandang sebelah mata keberadaan wanita.

Kita tentu ingat dengan kisah Umar bin Khattab yang saat masih jahiliyah mengubur hidup-hidup anak wanitanya karena merasa malu dengan kehadirannya. Logika sederha nanya adalah apabila disaat wanita menjadi anak-anak kecil yang lucu saja mereka berani berlaku sewenang-wenang maka bagaimana ketika wanita menjadi seorang dewasa yang hidup dengan identitasnya sebagai manusia seutuhnya dan mandiri.

Ada tradisi dari orang-orang jahiliyah, bahwa kebencian mereka pada wanita diwujudkan dengan penghinaan mereka kepada Allah yang telah menganugerahkan anak wanita dalam kehidupan mereka dengan menciptakan stigma bahwa Allah memiliki anak wanita. Bahkan untuk menunjukkan betapa menjijikkan perbuatan mereka, Al-Qur’ an membuat kecaman dengan susunan kata yang pedas.
“Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya. karena dosa apakah dia di bunuh. ” (QS. At-Takwir:8-9)

Padahal apabila kita melihat kembali sejarah, maka kita melihat bahwa sebagian sangkaan manusia yang menganggap memiliki anak wanita bahkan merawatnya hingga dewasa adalah kehinaan adalah tidak benar. Allah telah memberikan contoh nyata sebagaimana kisah isteri Imran yang mengandung anak wanita yang diberi nama Maryam yang kelak melahirkan nabi Isa A. S.
“(Ingatlah), ketika isteri Imran berkata, ”Ya Tuhan kusesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Maka ketika melahirkan, dia berkata, ”Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan. ”Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidaklah sama dengan perempuan. ”Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohom perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (ganguan) setan yang terkutuk. Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik…” (QS. Ali Imran:35-37)

Kita mengetahui bagaimana kedudukan dan derajat Maryam di sisi Allah sebagaimana yang telah diabadikan oleh Al-Qur’an.
“Dan (ingatlah) ketika para malaikat berkata, ”Wa hai Maryam!Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas segala perempuan di seluruh alam (pada masa itu). ”(QS. Ali Imran:42)

Rasulullah SAW pun menegaskan kembali tentang kedudukan Maryam di surga dengan hadist yang diriwayatkan oleh Baihaqi.
“Sebaik-baiknya perempuan muslimah surga adalah Khadijah, Fatimah, Maryam, dan Asiyah. ” (H. R Baihaqi)

Dari kisah tentang kehidupan Maryam, kita dapat mengambil pelajaran bahwa menjadi wanita adalah bukanlah sebuah aib bagi keluarga dan kekurangan bahkan dengan takdir terlahir sebagai wanita bisa saja ada banyak hikmah yang dapat diraih sebagaimana awal perasaan isteri Imran yang mengetahui bahwa ia melahirkan anak wanita yang ternyata memberikan kemulyaan yang tinggi bagi keluarga Imran seperti yang telah dijanjikan oleh Allah kepadanya bahkan namanya diabadikan menjadi nama sebuah surat dalam Al-Qur’an.
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (pada masa masing-ma sing). ” (Ali Imran:33)

thumbnail
Judul: ENAKNYA JADI SEORANG WANITA
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait :

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Bamz