Jumat, 09 April 2010

PERAN SERTA KAUM BERJILBAB DALAM MASYARAKAT


Secara social, kewajiban berjilbab juga tak akan menghalangi seorang muslimah dalam melakukan interaksi social dengan orang lain ataupun melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di masyarakat. Dalam hal ini, banyak sekali riwayat yang yang menunjukkan bagaimana peran sosial wanita muslimah pada masa Rasulullah SAW. Mereka terlibat shalat jama’ah di masjid, bersillaturrahmi, menghadiri resepsi sampai merawat orang yang terluka dalam peperangan. Seperti yang dilakukan oleh Rufaidah al Islamiyah yang merawat salah seorang sahabat yang terluka parah dalam perang Khandak di dalam tendanya

Menanggapi hal ini, Dr. M. Said Ramadhan Al Buthi mengatakan bahwa berjilbab sama sekali tidak menghalangi kebebasan seorang muslimah baik secara fisik maupun sosial. Al Buthi berpendapat bahwa perhiasan perempuan yang biasa tampak menurut pendapat mayoritas ulama adalah muka dan telapak tangan. Adapun batasan hijab semacam ini tidak menghalangi muslimah untuk aktif dalam melakukan berbagai kegiatan. Karenanya, bagian tubuh yang harus di tutup memang bagian yang tidak akan menggangu aktifitas fisik seorang. Bagian tubuh yang jika ditutupakan menggangu aktifitas dalam hal ini muka dan kedua telapak tangan boleh ditam pakkan

Selain itu, berjilbab, mengutip pendapat Al Maududi, dalam bukunya, Al Hijab, juga menunjukkan ketinggian peradaban suatu bangsa. Bangsa yang sebagian besar anggota tubuh atau auratnya terbuka biasanya dianggap sebagai bangsa yang terbelakang. Sebaliknya, bangsa yang berbusana rapi dan sopan biasanya dianggap memiliki peradaban yang lebih maju.

Ingatlah, tubuh wanita bukanlah komoditi yang diperjualkan. Tidakpula diobral dan dijual murah-murahan, tak juga di gratiskan dan ditawar-tawarkan seperti software bajakan. Bukankah tubuh wanita dan segala keindahannya adalah sebuah anugerah Allah yang sangat mahal nilainya. Karenanya setiap kali kita melihat wanita yang bekerja di perkotaan, tak sedikit dari mereka yang mempertontonkan lekuk tubuhnya bahkan bila hal ini ditanyakan langsung kepada mereka, jawabnya, ”Ini hanyalah sebuah pekerjaan yang membutuhkan keprofesionalisme sebagai karyawan”.

Itulah mereka yang mengartikan kebebasan yang salah kaprah sehingga anggapan bahwa berjilbab hanya akan mempersulit ruang gerak mereka, khususnya wanita karier.

Meski demikian, wanita muslimah terkadang bisa terpengaruh oleh lingkungan dimana tempat ia tinggal bahkan keadaan atau kondisi keluarga yang tidak menunjang seperti broken home, dapat melunturkan keimanan dan kepercayaannya yang selama ini ditanamkan orang tua padanya. Misalkan seorang wanita yang sejak kecil mendapatkan pendidikan agama dari orang tua, ia senantiasa memakai pakaian muslimah. Bahkan memakai celana ketat atau jeans pun tak pernah. Suatu ketika dalam keluarganya terjadi perpecahan, orang tua tak lagi peduli terhadap anak-anaknya. Kurangnya kasih sayang orang tua membuat sang anak berlaku seenaknya. Dikarenakan rasa frustasi, bingung dan bete berada dirumah, wanita tersebut bergaul dengan teman yang kurang baik bagi dirinya. Pada dasarnya, dia sendiri menyadarinya, namun ia berprinsip asalkan agama selalu ia pegang maka tidak akan mengarah yang tidak-tidak. Meski demikian, cara berpakaiannyapun sekarang berubah. Mesti ia tetap memakai jilbab dan berpakain muslimah tapi pakaian yang ia pakai terlalu mempertontonkan bentuk lekuk tubuhnya. Lihatlah remaja jaman sekarang, berpakaian muslimah namun cenderung mengumbar keindahan dan kemontokan tubuhnya. Seperti pakaian yang menonjolkan buah dadanya bahkan ketika ia membungkuk sedikit saja maka akan terlihat bagian celana dalam yang ia kenakan. Percuma saja mereka memakai kerudung jika pakaian yang mereka kenakan tak ubahnya wanita jalang. Bedanya mereka lebih terselubung sedangkan wanita jalang secara terang-terangan dalam mengekploitasi bentuk tubuhnya.

Rasulullah SAW bersabda :
“Wanita itu merupakan tali setan yang dipakai untuk mengikat kaum lelaki, jika Allah tidak membuat syahwat (pada hamba-Nya), maka wanita tidak akan bisa menguasai (memperdaya kaum lelaki). ”
Iblis menjadikan wanita sebagai alat untuk menebarkan fitnah dan kemaksiatan di tengah umat. Juga sebagai penggoda utama bagi kaum lelaki untuk ditelanjangi keimanannya dan dirusak akhlaqnya. Banyak kaum lelaki yang terjerumus dalam lumpur kemaksiatan dan kemungkaran yang disebabkan oleh wanita, bahkan ada yang sampai rela melepaskan keimanannya dengan wanita yang dicintainya. Na’udzubillah Min Dzalik.

thumbnail
Judul: PERAN SERTA KAUM BERJILBAB DALAM MASYARAKAT
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait :

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Bamz