Kamis, 01 April 2010

Aurat Lambang Keindahan Dan Simbul Kenikmatan Yang Harus Tetap Terjaga

Aurat berasal dari bahasa Arab, "Aurah", yang berarti keaiban. Dalam fiqih, aurat diartikan sebagai bagian tubuh sese orang yang wajib ditutupi dari pandangan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
“ Seorang pria tidak boleh melihat aurat pria lain, dan begitu pula wanita tidak boleh melihat aurat wa nita lain. Dan tidak boleh seorang pria bercampur dengan pria lain dalam satu pakaian (HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmidhi)

Aurat pada dasarnya sesuatu yang malu bila dilihat. Menurut pandangan Islam aurat adalah sesuatu yang haram ditampakkan. Aurat bisa memancing nafsu birahi. Aurat sering digunakan setan sebagai alat untuk memalingkan bani Adam dari kebenaran. Karena dahsyatnya daya tarik aurat, tak jarang seseorang mendewakannya dan tak jarang seseorang hancur kariernya karena aurat. Bila aurat bebas terbuka dan berjalan ke mana-mana, maka tungguhlah munculnya malapetaka hidup. (Al-Ittihad, 1998 : 3).


Aurat dapat juga berarti kelemahan, ”Sesungguhnya rumah kami adalah aurat” (QS. Al-Ahzab : 13). Maksudnya, rumah itu lemah tidak bisa melindungi sepenuhnya barang-barang ber harga yang ada didalamnya. Agar barang-barang berharga tidak mudah dicuri, maka aurat harus dijaga dan ditutup rapat. barang berharga yang ada didalam nya tidak boleh seseorang menjamahnya kecuali pemiliknya sendiri atau orang yang berhak dan disyahkan menurut hukum.

Perempuan itu aurat, seluruh tubuh perempuan mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki mempunyai daya tarik, gerak-gerik perempun sering menjadi santapan nafsu hewani karena saking menariknya. Bila perempuan sedikit saja menam pakkan auratnya, maka hati-hatilah setan berada di sekililing nya. Besarnya daya tarik perempuan tak jarang laki-laki teng gelam dalam lembah kehinaan. dalam sejarah umat manusia, wanitalah yang pertama kali mencampakkan dua bersaudara (Qabill dan habil) pada lembah dendam dan permusuhan bahkan pembunuhan hingga hal itu berlangsung turun temurun.
“Perempuan itu aurat, maka apabila ia keluar rumah, berdirilah (terangsang) setan kepadanya. ” (HR. Tirmi dzi dan Ibnu Majah)
“Maka (ketika aurat terbuka) hauslah nafsu orang yang didalam hatinya ada penyakit”. (QS. Al-Ah zab : 32)
Aurat adalah kelemahan, di dalam tubuh wanita itu ada sesuatu yang berharga dan terhormat serta mengundang seseorang mengganggunya sedangkan perempuan itu aurat yang berarti mempunyai kelemahan, mudah dirayu dan tidak mempunyai pertahanan yang kuat sehingga barang berharga yang ada di dalamnya mudah dicuri.

Wanita sering diidentikkan dengan bunga sebagai lambang keindahan dan simbol kenikmatan. Tidak ada yang lemah gemulainya perempuan, tak heran bila perempuan di jadikan komoditi yang layak dipasarkan dan mendatangkan untung besar, karena itu Rasulullah SAW mengingatkan :
“Sesungguhnya dunia ini sangat manis, Allah menyerahkan kepada kamu untuk melihat bagaimana kamu berbuat, karena itu berhati-hatilah pada wanita. Sesungguhnya fitnah pertama Bani Israil terjadi karena wanita. ” (HR. Muslim)
Rasulullah SAW bersabda :
“Tidak ada suatu cobaan sepeninggalanku yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki yang melebihi bahayanya, cobaan yang berhubungan dengan soal wanita. ” (HR. Bukhari)
Ada ungkapan yang bagus dalam ayat ini, hendaklah menahan pandangan dan kemaluannya. Ini juga mengisyarat kan apa sebenarnya aurat itu. Pertama berkaitan dengan pangan, dan kedua berkaitan dengan kemaluan. Tafsirnya, apa yang membuat pandangan orang lain tidak nyaman begitupun apa yang membuat kita merasa malu menurut standar etika yang berlaku itu tadi. Maka, bagi kultur masyarakat arab, menutup aurat bagi perempuan adalah dengan menutup kepala, dada dan tangan bahkan ada yang sampai bercadar sesungguhnya itu adalah salah satu bentuk praktek menutup aurat bagi masyarakat tertentu yang kemudian dilegitimasi oleh Islam sebagai contoh saja karena kebetulan Al-Qur’an dan Islam pertama kali beinteraksi dengan kultur masyarakat arab. Lagi-lagi, jika kita menggunakan pendekatan tekstual literal maka praktek manutup aurat yang benar adalah sebagaimana yang di contohkan oleh mayarakat arab yang hal tersebut dilegi timasi Islam melalui teks Al-Qur’an surat An-Nur ayat 31 itu. Praktek ini benar dan tidak bisa di salahkan.

Namun, jika kita menggunakan pendekatan kontekstual, maka yang paling penting adalah menangkap pesan moral dari ayat ini. Yaitu manjaga pandangan orang lain agar tidak terganggu dan menjaga harga diri kita. Adapun prakteknya sangat bergantung dari standar moral yang berlaku. Quraish Shihab dan Nurcholish Madjid berpandangan bahwa aurat bagi perempuan indonesia tidak termasuk kepala/ rambut. Jadi menggunakan pakaian yang sopan dan tidak ketat/memperlihatkan lekuk tubuh itu sudah masuk standar menutup aurat. Praktek ini benar dan tidak bisa disalahkan.

Demikian seputar perdebatan syari’at dalam masalah hu kum jilbab dan aurat, lagi-lagi, persoalan hukum aurat dan jilbab adalah persoalan syariat, maka pendekatan yang paling tepat untuk menentukan hukumnya seperti apa hanya bisa dilakukan dengan menggunakan epistimolog syariat. Tidak tepat jika ingin mendiskusikan hukum jilbab dan aurat tapi dengan metode yang biasa digunakan membedah ilmu hakikak yang cenderung bersifat intuitif-spekulatif. Sementara hukum Islam lebih cenderung normatif argumentatif. Pendekatan intuitif spekulatif baru tepat digunakan saat kita akan membedah tujuan, makna, hakikat dan hikmah dibalik persyriatan jilbab dan aurat, mudah-mudahan kita terbiasa menampakkan sesuai porsi masing-masing sehingga tidak terjadi kerancuan dalam berfikir dan berbuat dalam menjalankan spiritualitas (beragama).

Agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada seluruh umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW adalah penyelamat dan pembawa rahmat kepada mereka dan seluruh kehidupan mereka. Ia penyelamat manusia dalam setiap kegiatan dan kehidupan mereka didunia dan memberi rahmat kepada manusia disaat bertemu kembali dengan Tuhan mereka di akhirat kelak.

Dalam hal ini, Agama Islam telah menjelaskan tentang adab dan peraturan dalam mengurus kehidupan manusia termasuk lah dalam hal yang berkaitan dengan pakaian dan perhiasan untuk mereka. Allah SWT berfirman :
“Wahai anak-anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu (bahan-bahan untuk) pakaian menutup aurat kamu, dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian yang berupa taqwa, itulah yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah dari tanda-tanda (limpah karunia) Allah (dan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya), mudah–mudahan mereka ingat (dan bersyukur). ” (Q. S. Al-A`araf : 26)

Islam sebenarnya adalah agama yang mudah dan memudahkan umatnya terlebih bagi kaum wanita, bila garis dasar yang ditetapkan dalam berpakaian ialah menutup aurat dan bersih. Maka Dengan menutup aurat kaum wanita bisa menjaga kesucian dirinya dan akan terhindar dari gangguan laki-laki hidung belang, karena menutup aurat itu adalah kunci menuju ke surga Allah.

Manakala aurat bagi wanita ialah seluruh tubuh mereka kecuali muka dan dua tangan, bermula dari pergelangan tangan mereka. Ada juga yang berpendapat bahwa seluruh tubuh wanita itu adalah aurat termasuk muka mereka, dengan alasan muka juga bisa menarik perhatian lelaki yang “hatinya berpenyakit” dan akan menimbulkan fitnah dalam masyarakat sebagaimana yang terdapat dalam surat an-Nur ayat 31

Inilah diantara lambang kesempurnaan dan ajaran bagai mana Islam mendidik umatnya terutama kaum wanita dalam berpakaian dan memilih pakaian yang melambangkan ketaq waannya kepada Allah SWT.

Terdapat tiga ayat yang mengandung perkataan aurat di dalam al-Qur’an. Di samping itu, disebutkan juga di sini ayat-ayat yang mengandung perkataan kemaluan dan bagian aib seper ti yang di terjemah di dalam bacaan berikut ini.
Aurat :
Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, supaya mereka menundukkan pandangan mereka, dan menjaga kemaluan mereka, dan tidak menam pakkan perhiasan mereka kecuali apa yang nampak daripadanya;dan hendaklah mereka meletakkan penudung mereka pada dada mereka, dan tidak menampak kan perhiasan mereka kecuali kepada suami mereka, atau bapak mereka, atau bapak suami mereka, atau anak lelaki mereka, atau anak lelaki suami mereka, atau saudara lelaki mereka, atau anak lelaki saudara lelaki mereka, atau anak lelaki saudara perempuan mereka, atau perempuan mereka, atau apa yang tangan kanan mereka memiliki, atau lelaki yang melayan mereka yang tanpa mempunyai keinginan seks, atau anak-anak kecil yang belum mengerti aurat (baha gian-bahagian sulit) perempuan; dan janganlah juga mereka menghentakkan kaki mereka supaya perhiasan mereka yang tersembunyi diketahui. Dan bertaubatlah semua bersama kepada Allah, wahai orang-orang mukmin, agar kamu beruntung. (QS. 24 : 31)

Tudung kepala yang lazim dipakai oleh wanita Melayu dewasa ini dipanggil “mindeel” dalam bahasa Arab. Perkataan ini tidak disebut di dalam al-Qur’an. Kalimat yang di sebut di dalam ayat di atas, 24:31, ialah “khumur”.
Wahai orang-orang yang percaya, hendaklah mereka yang tangan-tangan kanan kamu memiliki, dan mereka antara kamu yang belum cukup umur, meminta izin kepada kamu tiga kali-sebelum solat fajar, dan apabila kamu menanggalkan pakaian kamu pada waktu zuhur (tengah hari), dan selepas solat isyak - tiga kali aurat (penelanjangan) bagi kamu. Tidak ada kesalahan ke atas kamu atau ke atas mereka, selain daripada ini, untuk kamu ke sana dan ke mari, sebahagian kamu kepada sebahagian yang lain. Begitulah Allah memperjelaskan kepada kamu ayat-ayat; dan Allah Mengetahui, Bijaksana. (QS : 24 : 58).
Dan apabila segolongan daripada mereka berkata, "Wahai penduduk Yatrib, tiadalah tempat tinggal di sini untuk kamu, maka kembalilah!" Dan segolongan daripada mereka meminta izin kepada Nabi, dengan berkata, "Rumah-rumah kami aurat (terbuka)", pada hal ia tidak aurat; mereka hanya menghendaki untuk lari (QS. 33 :58).
Kemaluan :
Kalimat al-Qur’an, faraj, diartikan kemaluan dan keretakan didalam Bacaan. Ayat-ayat yang mengandunginya adalah:
Dan dia (Mariam) yang menjaga kemaluannya, maka Kami menghembuskan ke dalamnya Roh Kami, dan Kami membuat dia dan anaknya satu ayat bagi semua alam. (QS. 21 : 91)
Dan yang pada kemaluan mereka (orang mukmin), mereka menjagai. (QS. 23:5)
Lelaki yang muslim dan perempuan yang muslim, dan lelaki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, dan lelaki yang patuh dan perempuan yang patuh, dan lelaki yang benar dan perempuan yang benar, dan lelaki yang sabar dan perempuan yang sabar, dan lelaki yang merendah hati dan perempuan yang merendah hati, dan lelaki yang bersedekah dan perempuan yang bersedekah, dan lelaki yang berpuasa dan perempuan yang berpuasa, dan lelaki yang menjaga kemaluan mereka dan perempuan yang menjaga, dan lelaki yang mengingat Allah dengan banyak dan perempuan yang mengingat-bagi mereka, Allah menyediakan keampunan dan upah yang besar. (QS. 33:35)
Apa, tidak kah mereka memerhatikan pada langit yang di atas mereka, bagaimana Kami membinanya, dan menampakkannya indah, dan ia tidak ada keretakan? (QS. 50;6)
Dan Mariam, puteri Imran, yang menjaga kemaluan nya, maka Kami menghembuskan kedalamnya daripa da Roh Kami, dan dia mengesahkan Kata-Kata Peme liharanya dan Kitab-Kitab-Nya, dan menjadi antara orang-orang yang patuh. (QS. 66;12)
Dan menjaga kemaluan mereka, (QS. 70;29).
Sebagian Dari Aib :
Sebagian dari aib atau aib diterjemah daripada perkataan saw'ah di dalam al-Qur’an :
Kemudian Allah mengirimkan seekor burung gagak, dengan mencakar-cakar di atas bumi, untuk memperli hatkan kepada dia bagaimana dia akan menyembunyikan mayat saudaranya yang mengaibkan. Dia berkata, "Celakalah aku! Tidakkah aku mampu untuk menjadi seperti burung gagak ini, untuk aku menyembunyikan mayat saudaraku yang mengaibkan?" Dan dia menjadi antara orang-orang yang menyesal. (QS. 5;31).
Kemudian syaitan membisikkan kepada mereka, un tuk menampakkan kepada mereka apa yang disembu nyikan daripada mereka, bahagian-bahagian aib mere ka. Berkata, "Pemelihara kamu melarang kamu daripa da pokok ini hanya supaya kamu menjadi malaikat-malaikat, atau kamu menjadi makhluk-makhluk yang hidup berkekalan. "(QS. 7;20)
Maka ia membujuk mereka dengan tipuan; dan apa bila mereka merasakan pokok itu, bahagian-bahagian aib mereka menjadi nyata kepada mereka, lalu mereka mulai menjahit pada mereka daun-daun Taman. Dan Pemelihara mereka memanggil mereka, "Tidak kah Aku telah melarang kamu berdua daripada pokok ini, dan berkata kepada kamu, 'Sesungguhnya syaitan bagi kamu adalah musuh yang nyata'?" (QS. 7;22).
Wahai Bani Adam, Kami telah menurunkan kepada kamu suatu pakaian untuk menutupi bagian-bagian aib kamu, dan (pakaian) perhiasan, dan pakaian tak wa-itu lebih baik; itulah satu daripada ayat-ayat Allah, supaya mereka mengingati. (QS. 7;26)
Wahai Bani Adam, janganlah syaitan menggoda kamu sebagaimana ia mengeluarkan ibu bapa kamu da ri Taman, dengan melucutkan daripada mereka paka ian mereka, untuk memperlihatkan kepada mereka bagian-bagian aib mereka. Sesungguhnya ia melihat kamu, ia dan sukunya, dari mana kamu tidak melihat mereka. Kami membuatkan syaitan-syaitan wali-wali bagi orang-orang yang tidak mempercayai. (QS. 7;27)
Maka kedua mereka memakan daripadanya, dan bagi an-bagian aib mereka menjadi nyata bagi mereka, dan mereka mulai menjahit pada mereka daun-daun Ta man. Dan Adam mengingkari Pemeliharanya, lalu si laplah dia. (QS. 20;121)

thumbnail
Judul: Aurat Lambang Keindahan Dan Simbul Kenikmatan Yang Harus Tetap Terjaga
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait :

0 comments:

Posting Komentar

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Bamz